Enditop

Jumat, 13 Mei 2011

Nih laporan tentang novel The Bridesmaid’s Story


“bridesmaid tidak boleh terlihat lebih cantik dibandingkan pengantin”

                Seperti judulnya nove The Bridesmaid’s Story karangan Irena Tjiunata ini secara garis besar berkisah tentang perjuangan Kesya Artyadevi yang menjadi bridesmaid sahabat nya, Cecilia Almira Saraswati.
                Kesya Artyadevi, sang designer perhisaan yang muda dan berbakat, orang yang sederhana, a smoker hater.
                Cecilia Almira Saraswati, sang calon pengantin, sahabat terdekat Kesya sejak TK, a drama queen.
                Cecil dan Alo adalah pasangan sempurna yang saling melengkapi, dan ketika akhirnya mereka memutuskan untuk menikah, Kesya dan Marco Raphael Eagan, diputuskan untuk menjadi bridesmaid and bestman bagi pernikahan mereka. Bridesmaid and bestman bukan hanya menjadi pendamping pengantin pada saat pernikahan, tapi mereka juga harus turut campur dalam persiapan pernikahan, mulai dari menghadapi pemilihan baju pengantin, mereka juga harus menghadapi sepupu Cecil yang ‘aneh’ yang ingin ikut menjadi panitia pernikahan, sampai calon mertua dan mantan pacar yang datang menganggu. Semua itu harus dilalui oleh Cecil dan Alo, dan tentu saja bridesmaid and bestman mereka!
                Kisah Kesya tak hanya sampai dengan kesibukannya menjadi bridesmaid, ia juga harus memilih antara Jensen si fotografer ‘gugupan’ atau Marco si bestman dengan senyum sexy-nya. Belum lagi dengan pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk bertemu dengan orang-orang kaya yang gila perhiasan, semua itu menambah segala keruwetan hidupnya.
Untuk pembangunan khayalan novel ini boleh diacungi jempol, semua terasa detail, dan semua hal-hal romantis (yang umum) digambarkan dengan jelas di novel ini, tapi untuk sebuah novel yang ‘berjenis’ Metropop, novel ini lebih terasa seperti sebuah novel teen-lite, terlalu banyaknya drama di novel ini malah membuat novel ini datar dan terlalu gampang untuk ditebak, dan bagi saya pribadi novel ini lebay (no offense)

Asal mu(asal) mula.

Ini sedikit alasan kenapa akhirnya saya dengan mantap membuat blog ketiga atau mungkin keempat, setelah blog-blog sebelumnya yang selalu saya terlantarkan hehehe... yah maap.
Jadi, dari dulu sebenarnya saya sudah sadar bahwa budaya membaca saat ini sangat kurang diterapkan di berbagai seluk beluk kehidupan manusia *tsah* tetapi dulu-dulu itu hanya ‘sadar’ saja, belum ada tindakan. Sampai akhirnya di umur saya yang sudah uzur ini, saya merasa sedikit hina karena bahkan untuk mempunyai hobi membaca pun saya belum punya. Ditambah lagi dengan lingkungan dan pria idaman saya yang ternyata, yah ampun, dia baca buku yang (mungkin) lebih 800an halaman, yang saya yakin kalo dipake buat nimpuk orang paling orang itu bakal pass out.
Nah berdasarkan itu, akhirnya saya dan ketiga orang teman saya Pipi, Kiki dan Tri memutuskan untuk membuat sebuah taruhan, jeng...jeng...jeng...
Taruhannya simple, saya berempat harus menumbuhkan minat  dan budaya membaca, minimal pada diri sendiri tentunya, dengan cara kita harus baca minimal tiga buku dalam sebulan, bukunya bukan sembarang buku, bukunya harus diatas 150 halaman, komik tidak masuk dalam hitungan, bukan novel teen-lite, dan sebagai pembuktian kalo kita sudah membaca, kita harus buat review or something like that yang harus kita post mau itu di facebook ataupun blog. Saya sih sudah punya facebook tapi masih agak malu kalo mau nge-post di situ *gak usah tanya kenapa* hehehe... maka dari itu saya putusken untuk buat blog ini.
Dan kenapa nama blognya ‘enditop’? itu singkatan dari ‘endi ngetop’!

Sekian dan terima followers baru dan *ehem*  siapa tau ada yang mau pasang iklan sekalian di blog saya ini?

Tentang Rekrutmen Telkom Indonesia - 2015

Udah lama..lama…lamaaaa banget ya gak nulis di sini, jadi maafkan jika tulisan ini agak kaku. Setelah entah kapan terakhir menulis di blog ...