“bridesmaid tidak boleh terlihat lebih cantik dibandingkan pengantin”
Seperti judulnya nove The Bridesmaid’s Story karangan Irena Tjiunata ini secara garis besar berkisah tentang perjuangan Kesya Artyadevi yang menjadi bridesmaid sahabat nya, Cecilia Almira Saraswati.
Kesya Artyadevi, sang designer perhisaan yang muda dan berbakat, orang yang sederhana, a smoker hater.
Cecilia Almira Saraswati, sang calon pengantin, sahabat terdekat Kesya sejak TK, a drama queen.
Cecil dan Alo adalah pasangan sempurna yang saling melengkapi, dan ketika akhirnya mereka memutuskan untuk menikah, Kesya dan Marco Raphael Eagan, diputuskan untuk menjadi bridesmaid and bestman bagi pernikahan mereka. Bridesmaid and bestman bukan hanya menjadi pendamping pengantin pada saat pernikahan, tapi mereka juga harus turut campur dalam persiapan pernikahan, mulai dari menghadapi pemilihan baju pengantin, mereka juga harus menghadapi sepupu Cecil yang ‘aneh’ yang ingin ikut menjadi panitia pernikahan, sampai calon mertua dan mantan pacar yang datang menganggu. Semua itu harus dilalui oleh Cecil dan Alo, dan tentu saja bridesmaid and bestman mereka!
Kisah Kesya tak hanya sampai dengan kesibukannya menjadi bridesmaid, ia juga harus memilih antara Jensen si fotografer ‘gugupan’ atau Marco si bestman dengan senyum sexy-nya. Belum lagi dengan pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk bertemu dengan orang-orang kaya yang gila perhiasan, semua itu menambah segala keruwetan hidupnya.
Untuk pembangunan khayalan novel ini boleh diacungi jempol, semua terasa detail, dan semua hal-hal romantis (yang umum) digambarkan dengan jelas di novel ini, tapi untuk sebuah novel yang ‘berjenis’ Metropop, novel ini lebih terasa seperti sebuah novel teen-lite, terlalu banyaknya drama di novel ini malah membuat novel ini datar dan terlalu gampang untuk ditebak, dan bagi saya pribadi novel ini lebay (no offense)